
Samosil – Pada hari Sabtu tanggal 18 Januari 2025, upaya perdamaian antara dua operator perahu motor di Tuktuk, Jepri Rumahorbo dan Malum Sinaga, gagal karena tidak adanya jurnalis Malum Sinaga di Polres Samosir. Langkah-langkah untuk melapor ke Malham.
Japuri yang sebelumnya dituding melakukan penyerangan mengungkapkan, tindakannya tersebut sebagai respons atas perlakuan kasar yang dilakukan Malum hingga mengakibatkan kakinya terluka.
Dalam keterangannya, ia juga meminta maaf kepada warganet atas kejadian yang viral di media sosial tersebut, sekaligus menegaskan komitmennya dalam menjaga kualitas layanan wisata Tuktuk.
Sekitar dua puluh warga Tuktuk mendatangi Polsek Samosir untuk menuntut penyelesaian damai atas permasalahan antara dua operator perahu motor tersebut. Mereka tiba di Mapolres Samosir pada pukul 09.30.
Namun jurnalis Marum Sinaga baru muncul pada pukul 11 dan upaya perdamaian gagal.
Jepri Rumahorbo yang sebelumnya dilaporkan Malum akhirnya melaporkan situasi tersebut kepada wartawan didampingi pengacaranya Jamin Naibaho. Jamin mengatakan kliennya berhak melapor jika perdamaian tidak bisa tercapai. Dijelaskannya, pemukulan yang dilakukan Jepuri merupakan respons atas kelakuan Malum yang sebelumnya telah melukai kliennya hingga menyebabkan kaki Jepuri bengkak dan terluka. “Klien saya dipukuli bukan tanpa alasan, tapi akibat perlakuan pelapor,” kata Jia Ming.
Warga Tuktuk yang hadir dalam acara tersebut mengaku kecewa dengan ketidakhadiran Malum dan menyatakan dukungannya terhadap pemberitaan Jepri.
Guna melengkapi laporan tersebut, Jepuri kemudian diantar polisi ke RS Hadrianus Sinaga untuk dilakukan autopsi. Meski sudah 12 hari berlalu sejak kejadian 6 Januari 2025, namun luka di kaki Japuri masih terlihat jelas.
Jepri dalam laporannya menjelaskan, sekitar pukul 09.00 tanggal 6 Januari 2025, ia sedang bertugas sebagai operator perahu motor, mengambil foto dan video tamu yang sedang bermain perahu motor di danau. Saat itu, ia melihat Malum Sinaga berada di bibir pantai, melintasi batas Kawasan Rekreasi Jet Ski.
Japuri menyarankan Malum untuk tetap berada di zona aman, namun peringatan tersebut tidak ditanggapi dengan baik. Malham dengan kasar menjawab: “Apa yang kamu lakukan?” dan mengacungkan jari tengah pada Jeprie dan berkata, “Persetan.”
Jaipuri mendatangi Malum dan memintanya mematikan mesin perahu motor. Saat kedua jet ski itu saling berdekatan dan Jepri menginjakkan kaki kanannya di atas JetSky milik Malham, tiba-tiba Malham menyalakan mesin jet ski tersebut. Akibatnya Jaipuri terjatuh dan kakinya terluka serta memar.
Sayangnya, kejadian awal tidak terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial. Video yang diunggah hanya menampilkan kelanjutan kejadian.
Setelah terluka karena terjatuh, Japuri yang emosional mendekati Malum dengan perahu motor. Malum yang sudah siap mulai merekam dan tidak melakukan perlawanan apa pun saat terkena Jepuri. Film tersebut hanya menampilkan perbuatan Jepri sehingga memberikan kesan bahwa Jepri bersalah sepenuhnya.
Menurut sejumlah pengusaha di Tuktuk, Malum diduga sengaja melakukan provokasi untuk menjebak Jepuri. Tujuan kami adalah untuk mengidentifikasi kekurangan tuk tuk olahraga air dan mempublikasikannya sehingga para tamu beralih ke pedagang jet ski yang bekerja di Malham. Dugaan tersebut diperkuat dengan video yang viral di media sosial satu jam setelah kejadian.
Menurut P Manurung, kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh pengusaha perahu motor Safarieado Samosir. Beberapa media juga menggunakan safariseadosamosir sebagai sumber berita.
Malham kemudian menggunakan film tersebut sebagai dasar untuk melaporkan pelecehan tersebut kepada polisi Shamoir. Di hari yang sama, Jaipuri memenuhi panggilan polisi dan ditahan.
Keesokan harinya, pihak keluarga Jepri dan komunitas olah raga air Tuktuk melalui kuasa hukumnya merekomendasikan agar penahanan dihentikan sementara dan masalah tersebut diselesaikan secara damai. Namun, tidak ada usulan yang membuahkan hasil.
Hingga 18 Januari 2025, upaya perdamaian masih menemui jalan buntu dan moratorium penahanan belum disetujui. Akhirnya Japuri memutuskan untuk melapor ke Malum Sinaga.
Menurut Japuri yang ditemui wartawan di Polsek Samosir, awalnya dia tidak ada niat menyerang Malum. Dia mendekati Malum sambil mengacungkan jari tengahnya. “Saya merasa sangat malu dan tersinggung, apalagi dengan adanya tamu yang menonton. Saya ingin mengklarifikasi hal ini kepadanya. Tapi dia sengaja menyalakan jet ski-nya untuk menjatuhkan saya. Ini membuat saya emosi dan memukulnya,” kata Jay, kata Puri.
Japuri mengatakan, sebagai wisatawan, mengacungkan jari tengah merupakan simbol penghinaan yang sangat tidak sopan dan setara dengan kata-kata makian.
Jepri tak membaca semua hal yang di-bully netizen di media sosial. Sebab, dia langsung ditahan beberapa jam setelah kejadian. Tapi dia mendengarnya dari teman dan keluarga.
Menanggapi komentar netizen tentang dirinya di media sosial, Jepuri berkata: “Saya meminta maaf kepada semua orang yang menonton video tersebut. Saya tidak bermaksud menyampaikan pesan ini kepada publik, tetapi kepada sesama wisatawan karena mereka tidak mengerti. etiket di sini, tapi “semuanya sudah berakhir. Sekali lagi saya minta maaf kepada netizen,” kata Jepuri Rumahorbo sambil berjalan kembali ke sel tahanan.
tidak