Medan, Mataexpose.co.id – Dengan berlinang air mata, ilmuwan muda peraih prestasi dunia, Muhammad Ja’far Hasibuan, penemu Biofar SS, pemuda inspiratif yang banyak meraih prestasi, juara dunia, ilmuwan kedokteran kelas dunia , sosok inspiratif Mereka yang telah mengubah dunia, mereka yang telah memenangkan medali emas dan penghargaan khusus dari Asosiasi Kekayaan Intelektual Dunia di Kompetisi Dunia Pameran Penemuan Internasional China Songhai dan Pameran Teknologi Internasional China (Shanghai) (CSITF), ketika mereka mendengar tentang menghubungi Jumat (31 Maret 2023) Kapolri (Pol) Listyo Sigit Prabowo menawarkan rumah di Klinik Gratis Global untuk menampung pasien
Atas bantuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, keinginan penemu Biofar SS, ilmuwan kelas dunia, juara dunia dengan segudang prestasi, bisa terwujud.
Klinik gratis tersebut disediakan Kapolri di Jalan Sari Gang Teratai 12 Nomor 6 Dusun 6 Desa Marendal I, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang, Sumut, persis di depan Bengkel Pajak.
Sebelumnya Klinik Biofar SS menyewa ruko klinik di Jl.Sesama Ujung No.86 Kel, Medan Denai Kecamatan Medan Tenggara Kota Medan untuk pengobatan gratis, namun berakhir memberikan pengobatan herbal tradisional kepada semua orang pada akhir Maret 2023 Melayani. Memberikan bantuan berbagai penyakit kulit luar kepada pasien Indonesia dan asing dari seluruh dunia atau disebut juga dengan bantuan gratis.
“Alhamdulillah, doa saya dikabulkan. Atas bantuan dan perhatian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, saya dan keluarga diberikan sebuah rumah, rumah tersebut juga akan digunakan sebagai tempat pengobatan tradisional sebagai tempat berobat. hidup,” kata Jaafar sambil menangis saat menerima hibah perumahan. Rombongan Kapolri hadir di kantor notaris di Jalan Soumasono Medan.
Anda bisa datang ke terapi secara gratis alias gratis
Tentu saja doa Muhammad Ja’far Hasibuan agar memiliki rumah penelitian dan praktek herbal tradisional didengar oleh Allah SWT. Muhammad Ja’far Hasibuan mengatakan, dengan bantuan Kapolri, siapa pun kini bisa “datang dan mendapat pengobatan gratis” di dalam dan luar negeri.
Mohamed Jafar Hasboun berlutut untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah mengabulkan doanya dan pahalanya selamanya akan diberikan kepada Direktur Polri, Bapak Listeo Sigit.
Air mata mengalir di pipi pria tersebut, menandakan kegembiraannya menerima bantuan rumah yang akan digunakan sebagai tempat kajian praktik pengobatan herbal tradisional di Klinik Biofar SS.
Rumah ini juga menjadi tempat tinggal istri dan anak-anaknya, kata Muhammad Ja’far Hasibuan kepada awak media, kemarin (Selasa, 28 Februari 2023), rombongan Kapolda Sumut (Sumut). ) menghubungi juara medis dunia ini.
Utusan khusus Kapolri meminta dokumen KTP pribadi Mohammad Jafar Hasibuan. “KTPnya untuk apa?” tanya Ja’far. Kami berdua senang sekaligus terkejut ketika utusan itu meminta Muhammad Ja’far Hasibuan datang ke kantor notaris Rabu depan untuk mengubah kepemilikan rumahnya.
“Tadi pagi saya pamit kepada istri dan anak saya dan berangkat kerja menuju kantor notaris di Jalan Sumarsono. Hujan deras, namun beliau tetap berangkat dengan kendaraan roda dua yang dijadwalkan. Kapolri dan notaris Polda Sumut sudah menunggu saya,” ujarnya.
Alhamdulillah Kapolri Muhammad Ja’far Hasibuan diberikan rumah seluas 90 meter persegi dan tempat penelitian untuk berkarya dan berprestasi.
Tadi saya ganti nama rumah menjadi Robin Hudson Sitanggang., SH, SpN di kantor notaris PPAT, kata Jafar.
Halaman beranda situs klinik dan penelitian gratis
Muhammad Ja’far Hasibuan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada ayah angkatnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah memberikan perawatan khusus kepada Muhammad Ja’far Hasibuan pasca ia mengalami pencurian saat praktik kedokteran sebelumnya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jendral Listio Sigit Prabowo atas perhatian yang diberikan kepada saya dan keluarga selama ini. Bantuan kali ini sungguh luar biasa dan saya tidak menyangka bahwa Listio Sigit ‧Ayah Jendral Prabowo akan berbaik hati membantu saya dan keluarga saya. keluarga.
Ilmuwan yang merantau dari SD hingga tamat kuliah dan membiayai sendiri biaya sekolah ini juga lahir di Paluta, Padang Utara, anak kedua dari sepuluh bersaudara di perantauan, ia mengenang perjuangan yang dialaminya di masa lalu, bahkan masih hidup di bawah jembatan dan tidur di emperan pasar, ia tak lupa bahwa kini kelemahannya terbayar ketika ia memutuskan untuk bertarung dan bersaing di dunia.
“Berkat bantuan Bapak Kapolri, saya siap memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat rentan,” pungkas pemuda yang memiliki sepuluh saudara laki-laki dan perempuan itu. (Kanan)